“Kehidupan
Glamor Para Pejabat Selebritis”
Oleh
:
Ajeng
Katriana Putri
037112356
Dewasa ini semakin
banyak kalangan artis yang menjadi Politikus. Tak banyak yang meresahkan hal
tersebut, ada beberapa pendapat yang menyatakan mereka kurang setuju karena
meragukan para artis dalam bidang politik. Padahal tak banyak pula artis yang
berprestasi di bidang politik. Saat ini masyarakat di resahkan dengan tingkah
kehidupan para politikus selebritis yang glamor, tidak hanya terlihat dalam
pakaian atau semata kendaraan yang di gunakan sehari-hari, namun kehidupan di
rumahnya yang rata-rata mewah yang sangat meresahkan masyarakat.Bakal calon
legislatif kalangan selebritis harus melepaskan diri dari kebiasaan hedonisme
atau kehidupan glamor yang selama ini kerap melekatnya. Menurut pengamat
politik dan peneliti dari sebuah lembaga mengatakan “Dunia politik jauh berbeda
dengan dunia entertaiment atau seni. Terlebih lagi, sebagai seorang wakil rakyat
harus menjadi tauladan sekaligus mewakili aspirasi rakyat atau konstituennya”.
Seseorang yang ahli
dalam bidang politik menghimbau kepada para calon legislatif selebritis agar
mempersiapkan diri sebelum terjun di dunia politik “Karena politik itu keras,
sehingga membutuhkan persiapan yang matang dan harus konsisten dengan
konstitusinya, tidak tergiur dengan kepentingan pribadi dan mengorbankan
kepentingan konstituennya”.
Munculnya fenomena
kalangan selebritis menjadi calon legislatif dapat mengancam sistem politik
yang memadai. Bahkan, kualitas demokrasi 2014 pun diduga turut menurun.
“Fenomena ini akan mengancam sistem politik yang memadai. Dan yang lebih membahayakan
lagi jika nanti mereka banyak terpilih, akan mengancam kualitas demokrasi 2014”
ujar seorang pengamat sosial sebuah Universitas di Jakarta. Beliau menuturkan,
ancaman ini jelas dengan melihat kualitas caleg selebritis yang belum memiliki
jaminan kualitas. Padahal, menurutnya belajar dari pengelaman sebelumnya tidak
sedikit kalangan selebritis yang menjadi legislatif, namun hanya beberapa yang
terlihat mempuni.
Dengan rendahnya
kualitas atau kemampuan legislatif para caleg selebritis ini tentu akan
mengancam sistem politik. Karena fungsi kontrol legislatif terhadap eksekutif
akan lemah.
Menurut saya, dari
pembahasan sebelumnya dapat dilihat kesalahan bukan hanya terjadi karena ulah
para pejabat selebritis ataupun pejabat yang salah menggunakan kewenangannya,
namun dari masyarakatnya pun harus dilakukan sosialisasi yang benar-benar
membuat rakyat melek akan dunia politik yang pastinya akan mempengaruhi
kehidupannya.Seyogyanya kita pasti dapat menilai politisi yang baik dan jujur
itu yang bagaimana, masyarakat harus cerdas dalam memilih pemimpinnya. Dengan
bantuan dari organisasi-organisasi yang mengembangkan sosialisasi tentang
politik maka masyarakat akan lebih bisa memilih, mereka tidak akan salah pilih.
Dibalik itu semua,
pemerintah harus benar-benar dapat menyeleksi mana bakal calon legislatif dari
kalangan selebritis yang mempuni dalam bidang politik. Tidak banyak para
legislatif dari kalangan selebritis yang dapat dikatakan gagal dalam memimpin
rakyatnya, tapi ada beberapa pula dari kalangan selebritis yang terlihat bagus.
Seseorang yang akan
menjadi tauladan, contoh dan pemimpin bagi rakyatnya haruslah jujur, bijaksana
dan adil dalam bertindak. Selain itu para calon legislatif selebritis juga
harus merubah mindsetatau pola pikir
yang benar-benar berangkat dari niat membangun dan membenahi bangsa ini, ujar
seseorang dalam diskusi di gedung KPU.
Masyarakat dalam
memilih seorang pemimpin bukanlah yang banyak memberikan uang namun yang dirasa
mampu memberikan kesejahteraan bagi keseluruhan dan bukan dengan banyak janji
namun diikuti oleh bukti. Sebenarnya politisi dari kalangan salebritis tidak
salahnya digunakan untuk dapat mempengaruhi rakyat, namun harus dipilih pula
caleg dari kalangan selebritis yang berpengalaman dan mempunyai andil baik
dalam bidang politik .Manusia tidak ada yang sempurna, namun tidak ada salahnya
manusia itu berusaha menjadi yang terbaik bagi banyak orang disekitarnya yang
membutuhkan.
Masyarakat dikalangan
bawah yang harus menjadi sorotan penting bagi seorang pemimpin, mendegarkan
keluhan rakyat kecil dan memberi kesejahteraan. Bukan hanya mereka yang bisa
hidup mewah atau lebih dari cukup, namun rakyat bawah pun berhak atas
kebahagiaan baik batin ataupun jasmaninya.
Dapat disimpulkan bahwa
ranah politik bukanlah ajang main-main bagi seorang calon legislatif terutama
dari kalangan selebritis. Mereka boleh memiliki latar belakang dari berbagai
kalangan, namun tujuan menjadi anggota legislatif adalah sebagai tauladan dan
akan mewakili aspirasi rakyatnya. Pemilihan calon legislatif pun tak lepas dari
peran masyarakat itu sendiri, disini masyarakat akan menentukan akan kemana
bangsa Indonesia kelak. Kita sebagai rakyat harus bisa memilih-milih pemimpin
yang baik bagi kita selama menjabat sebagai Pejabat. Sebaiknya kita tidak
tergiur dengan kata-kata manis ataupun uang yang mereka berikan, sebagai
pemilih jadilah pemilih yang arif dan cerdas. Bila kita salah dalam memilih
akibatnya pun akan kita terima.
Dengan kehidupan
selebritis yang menjadi caleg itu rata-rata galmor namun kita tidak menyalahkan
hal tersebut, karena itu adalah privasi bagi mereka. Namun pemimpin yang
profesional akan dapat membagi waktunya antara kesenangan pribadi dan
rakyatnya.
Masing-masing kita memliki privasi
sendiri dan tidak mau untuk di usik, biarkanlah mereka hidup dengan
keglamorannya, sering menggunakan barang mewah dan lain-lain, itu tidak akan
berpengaruh dengan jabatannya bila mereka dapat konsisten.
Pilihlah caleg yang
berpengalaman dalam berpolitik dan dapat di percaya, caleg yang kuat iman,
jujur, bijaksana, dan amanah. Ketua dari suatu Lembaga berpendapat “Memang
rakyat miskin ini karena ulah elite. Elite itu mulai dari kepala daerah
kabupaten/kota dan propinsi termasuk elite yang mempunyai kewenangan untuk
kepentingan pribadi da golongan”.
Namun tidak semua
anggota dewan memiliki kebiasaan hidup mewah, karena mereka banyak yang sudah
kaya sebelum menjadi anggota dewan. Tapi tidak semua memiliki harta berlimpah,
karena ada yang meminta agar gaji mereka tidak dipotong untuk keperluan
partainya.seorang pengamat politik mengatakan “Jalan satu-satunya, mencerdaskan
pemilih. Menjadikan pemilih yang cerdas, tidak memilih karena uang atau
popularitas. Maka itu kalangan akademisi, LSM, Ormas, atau mahasiswa harus
turun memberikan pendidikan politik. Karena hanya mengandalkan parpol saja tidak
bisa”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar